Sabtu, 13 April 2024

Review Buku Berani Tidak Disukai karya Ichiro Kishimi & Fumitake Koga

Disclaimer : Aku tidak punya latar belakang pendidikan formal di bidang psikologi maupun filsafat. Isi konten berikut berdasarkan pandangan subjektif terhadap buku terkait. Konten ini juga menjadi arsip ringkasan buku yang telah kubaca.

Seorang K-Pop Idol dengan nama panggung IndonesiaJamal menjadikan buku The Courage to be Disliked (terjemahan Indonesia : Berani Tidak Disukai) sebagai buku rekomendasinya. Sebagai penggemar, dengan mudahnya aku terpengaruh untuk memiliki buku tersebut. Tak bisa kupungkiri aku sempat meremehkan isi buku ini hanya berdasarkan judulnyaMemang ada manusia yang ingin dibenci?’. Alhasil, pertanyaan yang muncul justru merayuku untuk mencari jawabannya dengan membaca buku tersebut.

Sumber : Tokopedia

Judul Buku : Berani Tidak Disukai

Kategori : Non FiksiSelf Improvement (Buku Terjemahan)

Penulis : Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga

Penerjemah : Agnes Cynthia

Tahun Diterbitkan : 9 September 2019

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Jumlah Halaman : 352 halaman, 14x21 cm

Harga Buku : Rp98.000

Nomor ISBN : 978–602–06332–1–3

Dikemas dengan gaya dialog antara seorang pemuda dengan filsuf, kita diajak menjajaki diskusi lima malam antar tokoh. Melalui dialog para tokoh, penulis memperkenalkan Teori Psikologi Alfred Adler. Butuh waktu bagiku yang awam dalam dunia filsafat untuk mencerna makna dari isi buku ini. Beberapa poin yang berhasil aku tangkap adalah sebagai berikut :


Teleologi : Manusia 'bergerak' berdasarkan tujuannya

Adler (nama lengkap : Alfred Adler) adalah ahli kejiwaan dari Austria yang mendirikan filosofi lain, aliran psikologi yang benar-benar baru. Alih-alih menggunakan aetiologi (studi tentang hubungan sebab dan akibat khas Freud), teori psikologi Adler menggunakan teleologi (ilmu yang mempelajari tujuan dari suatu fenomena tertentu, ketimbang penyebabnya). Manusia dalam kacamata teleologi, tidak digerakkan oleh masa lalunya, namun bergerak menuju tujuan yang mereka tetapkan sendiri.

Contoh yang dipaparkan sang filsuf mengambil rupa seseorang yang menutup diri dari hubungan sosial karena gangguan kecemasan yang dialaminya. Melalui pandangan Adler, orang tersebut justru menghindari interaksi sosial karena itu memang tujuannya, gangguan kecemasan hanyalah cara orang tersebut untuk mencapai tujuannya.

Alfred Adler | jacobinmag

Gagasan ini menurutku cukup ekstrem. Alih-alih menaruh rasa iba dengan pihak yang memiliki trauma, sang psikolog sepenuhnya menyangkal keberadaan trauma. Setelah berusaha menangkap maksud sang psikolog, aku menyimpulkan bahwa poin mendasar dari gagasan ini adalah dorongan untuk bersikap proaktif. Ketimbang mengesampingkan apa yang pernah terjadi pada diri kita, kita menyadari keberadaan masa lalu itu dan memanfaatkannya untuk mencapai potensi terbaik di masa depan. Pertanyaannya adalah apakah kita berani atau tidak untuk melakukannya?


Hubungan Interpersonal : Persoalan Satu-Satunya Umat Manusia

Adler menggagas bahwa semua persoalan manusia adalah tentang hubungan interpersonal. Bahwasanya untuk menyingkirkan masalah dalam hidup manusia adalah dengan menjalani hidup seorang diri. Persoalan kesepian misalnya merupakan perasaan yang timbul ketika mengetahui bahwa ada orang lain di sekitar kita, namun merasa benar-benar dikecualikan dari mereka. Dengan mengikuti alur pemikiran ini, Adler menyimpulkan bahwa untuk merasa kesepian, kita perlu orang lain. Singkat kata, persoalannya berakar dari hubungan interpersonal.

Gagasan yang ditawarkan sang psikolog untuk meminimalisir persoalan hubungan interpersonal adalah pembagian tugas. Pembagian tugas berarti menentukan tindakan apa yang merupakan tugas kita sendiri dan mana tugas orang lain. Misalnya, ketika memberikan opini di depan umum, tugas kita adalah menyampaikan pemikiran kita. Membuat pendapat terkait opini kita adalah tugas orang lain. Kita tidak perlu ikut campur bahkan kita tidak bisa mengontrol pendapat orang terhadap kita.


Berani Tidak Disukai : Langkah Menuju Kebebasan

Teori psikologi Adler mengingkari kebutuhan untuk mencari pengakuan dari orang lain. Ini merupakan jalan keluar yang ditawarkan oleh Adler bagi kita untuk terbebas dari keresahan menjalani hidup. Sebab dengan mencari pengakuan dari orang lain sama dengan hidup berdasarkan cara orang lain. Cara hidup ini memberikan petunjuk kepada kita apa yang perlu dilakukan, namun hidup seperti ini sangat mengekang.

Adler berpendapat bahwa hal yang mendasari kita dalam ‘mencari pengakuan dari orang lain’ adalah karena hasrat kita untuk ‘tidak ingin dibenci oleh siapa pun’. Memanglah itu merupakan hal yang wajar bagi manusia. Pilihan hidup seperti itu bisa saja diambil seseorang bila ia memang tidak masalah hidup terkekang. Namun, bila kita memiliki tujuan untuk memperoleh kebebasan, maka kita harus berani menyangkal hasrat ini.

Ada harga yang harus dibayar ketika seseorang ingin menggunakan kebebasannya. Dan harga dari kebebasan dalam hubungan interpersonal adalah dibenci orang lain. Jangan takut tidak disukai jika Anda ingin bebas. Bahwasanya ketika seseorang terbelenggu hasrat untuk diakui, kartu penentu dalam hubungan interpersonalnya selalu ada di tangan orang lain.

Tips ‘Menulis Buruk’ dari buku Creative Writing karya A.S. Laksana (Review Buku)

Kala itu, aku melewati kedai buku di antara beberapa kafe dan tempat makan yang mengisi Pos Bloc Jakarta. Kedai Patjar Merah sebutannya. Buku “Creative Writing” karya A.S. Laksana terpampang di rak etalase samping pintu. Meski tanpa niat untuk membeli, mata dan hatiku bergetar melihat sampul merah yang mencolok di antara buku-buku di sekitarnya.

Di lain waktu, kumelintasi sudut yang sama, dorongan untuk memiliki buku itu begitu hebat sehingga kuputuskan untuk membelinya. Kusisihkan beberapa halaman buku dalam sekali duduk, melanjutkan hingga hari kesepuluh dimana aku berhasil menyelesaikan halaman terakhir, halaman 230. Ini termasuk waktu baca dalam kategori cepatku, mengingat kecepatan membacaku yang tidak terlalu kilat.

Buku ini memiliki sekitar 25 bab yang membahas berbagai aspek dalam menulis kreatif, di antaranya : cara memulai, menulis buruk, menulis cepat, unsur-unsur penting dalam karya tulis kreatif, dan langkah-langkah untuk melatih berbagai aspek dalam menulis.

Buku Creative Writing karya A.S. Laksana

Tampilan buku Creative Writing karya A.S. Laksana (dan buku karya Marvin Harris yang kubeli kala itu) Sumber : Arsip Pribadi

Kutipan kata-kata dari A.S. Laksana diambil dari Laman Facebook Aku Kau Buku
Sumber : Laman Facebook Aku Kau Buku

Judul Buku : Creative Writing
Kategori : Non Fiksi
Nama Penulis : A.S. Laksana
Tahun Diterbitkan : Maret 2023 (Cetakan keenam), Juni 2020 (Cetakan pertama)
Nama Penerbit : baNANA
Jumlah Halaman : 230 halaman, 12x18 cm
Harga Buku : Rp88.000
Nomor ISBN : 978–623–96372–4–8


Yang Harus Ada pada Tulisan Kreatif

Dalam tulisannya, Mas Sulak (panggilan untuk A.S. Laksana) menjelaskan dengan rinci komponen-komponen tulisan kreatif seperti karakter, plot, sudut penceritaan atau POV (Point of View), adegan, dan dialog.

Buku ini tidak hanya memberikan pengertian umum, tetapi juga menyajikan contoh-contoh dari potongan cerita fiksi lainnya. Selain itu, Mas Sulak berbagi metode yang digunakannya dalam mendalami karaktermembangun plotmenggunakan berbagai sudut penceritaanmemahami manfaat adegan pendek dan panjang, serta kapan menggunakan dialog dalam tulisan kreatif.

Salah satu konsep yang saya temui setelah membaca buku ini adalah dua pendekatan dalam menulis kreatif, yaitu pendekatan plot-driven dan character-driven.

Character-driven memulai tulisan kreatif dengan mendalami karakter, sementara plot-driven memulainya dengan pesan atau premis yang ingin disampaikan, lalu menciptakan karakter utama yang bergerak sesuai dengan premis tersebut.

Mas Sulak menekankan bahwa penulislah yang memilih pendekatan mana yang sesuai dengan tulisan kreatifnya.


Yang Harus Dilakukan Untuk Menulis Kreatif

Menulislah!

Menulis buruk.

Bab-bab awal buku ini menyentuh sisi perfeksionisku dalam menulis, di mana Mas Sulak menyarankan untuk tidak terlalu fokus pada kesempurnaan.

“…lebih baik menghasilkan draf tulisan yang buruk ketimbang hanya merenungi kertas kosong selama berjam-jam.”

A.S. Laksana, Creative Writing

Setelah itu, Mas Sulak mengajak pembaca untuk menuangkan tulisan tanpa mengedit, memberikan perumpamaan bahwa mengedit ibarat membuat dekorasi pada bangunan yang sudah jadi kerangkanya. Disiplin juga diangkat sebagai poin penting dalam menulis, dengan penekanan bahwa menulis, seperti pekerjaan lainnya, menjadi lebih baik dengan latihan dan disiplin.

Poin berikutnya adalah tentang membaca. Mas Sulak menekankan bahwa untuk menciptakan tulisan kreatif, penulis harus mengenal terlebih dahulu apa dan bagaimana tulisan itu. Seperti menjahit baju, seseorang tidak akan tahu cara menjahit baju jika tidak pernah tahu apa itu baju.

Poin paling menohok adalah terkait dengan ‘mood’ dalam menulis, yang diungkapkan dalam kalimat singkat Mas Sulak:

“Prinsip menulis tak pernah berbeda dari hal-hal lain dalam hidup kita. Ia tetap harus berjalan dalam kondisi apa pun. Seorang tukang kayu harus tetap menjadi tukang kayu yang baik kendatipun pikirannya sedang kalut.”

A.S. Laksana, Creative Writing


Yang Harus Dilatih dalam Menulis Kreatif

Dalam latihan menulis kreatif, Mas Sulak menyoroti beberapa hal yang perlu dilatih, antara lain : mengonkretkan konsep-konsep abstrak, mendeskripsikan dengan lima indra, tidak boros menggunakan kata, dan menggunakan metafora.

Bagaimana melatihnya? Jawabannya dapat ditemukan dalam buku “Creative Writing” karya A.S. Laksana ya~

“… Kita harus meyakini bahwa setiap kata yang kita pilih akan menjalankan tugas sebaik-baiknya.”

A.S. Laksana, Creative Writing

Sepuluh hari aku membaca buku ini, dan telah satu kali membacanya lagi (re-read). Buku Creative Writing karya A.S. Laksana ini pas di genggaman, tepat dibaca oleh siapapun itu-bagi yang bermimpi untuk menjadi penulis salah satunya. Bagiku ini buku yang WAJIB dibaca dan dipahami, kenapa begitu?

Pertama, di sini dijabarkan oleh mas Sulak terkait mengapa menulis itu penting dan merupakan kegiatan yang tidak sebatas dilakukan oleh penulis saja.

Kedua, disajikan langkah-langkah realistis bagaimana melatih metode-metode menulis tertentu (misal strategi tiga kata dalam membuat paragraf). Banyak tips yang disuguhkan mas Sulak terkait poin ini, sila dibaca segera pada buku Creative Writing karya A.S. Laksana.

Ketiga, terdapat pemaparan contoh nyata kekeliruan yang kerap dilakukan penulis, serta bagaimana memperbaikinya.

Keempat, pemilihan kata dalam buku ini tidaklah sepuitis itu, sehingga mudah dicerna oleh awam dalam dunia sastra.

Kelima, aku senang dengan referensi-referensi penulis maupun bacaan yang diberikan oleh mas Sulak di buku ini. Hal ini menunjukkan teladan kerendahan hatinya untuk membaca tulisan-tulisan orang lain.

Keenam, fisik buku ini mungil, ramah di genggaman-mudah dibawa kemana saja.

Ketujuh, silakan dilengkapi sendiri setelah kamu baca buku ini ya!

Boleh kaka buku Creative Writingnya! Beli yang Original ya gaes, jangan beli yang Fake~

Beli online dapat melalui : Patjar Merah (bisa juga melalui gerai toko online lainnya) | Beli offline dapat melalui gerai toko buku terdekat seperti Gramedia, Patjar Merah, atau toko buku lainnya (yang penting beli buku yang original yages!)

Baca sekilas bisa di : Google Books — Creative Writing AS Laksana

Pendapat Orang Lain tentang buku ini : Goodreads — Creative Writing AS Laksana

Selamat Membaca!

Selasa, 19 Maret 2019

(FAQ) 6 Pertanyaan Yang Paling Sering Ditanyakan Seputar Tes Masuk Universitas Sanata Dharma

DISCLAIMER GUYSSS!!!!


Aku bukan pihak penerimaan mahasiswa baru di Universitas Sanata Dharma, jadi alangkah lebih bijak bila rasa ingin tahu kalian tentang prosedur penerimaan mahasiswa baru di Sadhar langsung ditanyakan ke CP atau sosial media official Sanata Dharma. Dimanakah itu? Ini dia :

IG : usd_official

Twitter : usdofficial

Facebook : Universitas Sanata Dharma


Bertanyalah langsung kepada pihak yang berkaitan agar tidak terjadi kesalahan informasi. Terimakasih! Nah, berikut pertanyaan yang paling sering aku dapatkan tentang Tes Masuk Universitas Sanata Dharma :

1. Berapa banyak peminat prodi A/B/C?


Maaf, aku bukan pihak penerimaan mahasiswa baru di Sanata Dharma, jadi tidak tahu-menahu mengenai berapa banyak peminat prodi tertentu. Silakan ditanyakan langsung ke kontak yang aku sebutkan diatas.

2. Apa ada sistem minus untuk penilaian?


Sistem minus tidak ada ketika aku tes tahun 2016 dengan jalur tes reguler. Untuk sistem penilaian tes masuk Sadhar tahun ini silakan tanyakan kepada pihak PMB Sadhar.

3. Kuota Mahasiswa di prodi A/B/C berapa kak?


Jawabannya sama dengan nomor 1 hanya diganti peminat prodi ke kuota mahasiswa yang diterima.

4. Masuk ke prodi A/B/C di Sadhar gampang gak atau gimana peluang masuk di Sadhar atau masuk di prodi A kak?


Relatif. Tergantung Tuhan Yang Maha Esa, usaha kamu, dan doa kamu.

5. Ada tes SAINTEK atau SOSHUM gak kak?


Tidak ada ketika aku tes tahun 2016 dengan jalur tes reguler. Untuk materi tes masuk Sadhar tahun ini silakan tanyakan kepada pihak PMB Sadhar.

6. Materi Tesnya apa aja kak???


Kalo ketemu pertanyaan ini sepertinya ingin menunjukkan kalo teman-teman tidak membaca postinganku secara menyeluruh. So, harap budayakan membaca yah! PS : Materi tes masuk yang kucantumkan di postingan tentang tes masuk Sadhar adalah materi tes masuk Sadhar tahun 2016. Untuk tahun ini, silakan tanyakan langsung pada pihak PMB Sadhar. 



Bonus pertanyaan yang menurut aku menarik :

Kalo SNM, SBM, tes Sadhar kandas gimana kak?






Waktu kuliah sendiri gimana kak?

Jawaban pada tanggal 4 Juli 2018 (masih semester 4) :







Jawaban hari ini, 19 Maret 2019 (semester 6) :

Hmmmmmmmmm, selama ini aku kuliah ngapain aja yah???? Kok berasa cepet banget tinggal setahun lagi bakal wisuda (AMINKAN saudara-saudara)

Gimana teman-teman, apa masih ada pertanyaan seputar tes masuk Universitas Sanata Dharma? Silakan ditanyakan di bawah! 

Oh yah, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca FAQ ini yah. Semoga bisa menghapus segala macam kegundahan kamu. Tetap semangat buat masuk ke universitas yang kamu impikan yah, aku doakan yang terbaik :)

Minggu, 15 Juli 2018

9 Hal Tentang Jogja yang Sebaiknya Kamu Tahu Sebelum Tinggal di Daerah Istimewa Ini


Berpindah tempat tinggal dari pulau lain ke salah satu daerah istimewa di pulau Jawa merupakan pengalaman yang sangat-sangat baru bagi si ‘aku yang berumur 18 tahun’. Ada beberapa hal yang jarang aku temui di kota asalku yang kini jadi bagian kehidupan kuliahku di Jogja. Waktu beradaptasi sampai sudah merasa nyaman di daerah istimewa ini merupakan proses yang sangat mengubah hidup-tidak bermaksud berlebihan tapi itulah kenyataannya :> Mungkin beberapa hal berikut bukan sesuatu yang baru bagi kamu, tapi inilah beberapa hal baru yang aku temui tentang Jogja semenjak aku kuliah di daerah pelajar ini.

1. ‘The power of’ arah mata angin


Pernah belajar tentang arah mata angin tapi gak pernah menggunakannya di kehidupan nyata? Sama dong aku juga, tapi itu dulu. Sejak menetap di Jogja, pengetahuan tentang arah mata angin malah jadi satu kebutuhan, apalagi pas jalan-jalan. Warga disini biasanya menunjuk jalan dengan menggunakan arah mata angin. Tak ada istilah 'kanan, kiri'. Bila kamu masih terbiasa seperti itu, sebaiknya sekarang mulai biasakan dengan mata angin yah-setidaknya dikit-dikit tahu lah arah mata anginnya, biar gak malah kebingunan kalo menanyakan lokasi. Tips aku nih, di Jogja kalo udah tahu dimana Gunung Merapi dan Malioboro, yang menunjuk arah utara itu adalah Gunung Merapi dan arah selatan itu Malioboro (ayo teman-teman dari Jogja mungkin bisa memberi tips yang lebih maknyus).


2. Banyak perantau


Gak usah takut gak dapat teman di daerah istimewa ini, sebutan daerah pelajarnya bukan karna tanpa sebab. Berbagai pelajar yang ada di Jogja asalnya dari ujung barat ke timur, dan ujung utara ke selatan Indonesia. Kamu bisa ketemu orang dari Sumatera, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Papua hanya di satu lokasi ini, Jogjakarta. Gak ribet dah menemukan teman yang asalnya dari daerah yang berbeda maupun sedaerah dengan kamu. Ditambah lagi teman-teman yang banyak perantau, mungkin bisa berbagi pengalaman suka duka sebagai perantau. Kamu juga bisa belajar banyak tentang budaya orang dari berbagai daerah di Indonesia, semakin Indonesia jadinya deh! Last but not least, kamu bisa punya kenalan dari Sabang sampai Merauke juga.


3. Banyak kampus


Banyak sekali universitas yang ada di Jogja, sampai rasanya pengetahuan tentang Jogja-nya diri ini patut dipertanyakan tiap kali menjumpai nama universitas yang baru didengar. Kurang lebih ada ratusan universitas yang berlokasi di Jogja. Tapi gak usah ragu, universitas di Jogja bukan universitas 'abal-abal'. Banyak universitas di Jogja yang ditetapkan layak untuk melaksanakan pembelajaran dan Tri Dharma Perguruan Tinggi Indonesia.

4. Suasana tradisional masih kental


Pemandangan kota metropolitan ala bangunan pencakar langit aku buang jauh-jauh setelah mendapati Jogja yang berbeda dari pandangan itu (maklum anak beda pulau, jarang jalan-jalan pula wkwk). Pemandangan kotanya masih seperti kota-kota pada umumnya, permukiman penduduk masih menghiasi dan bangunan pencakar langit kurang. Penduduknya yang serba sederhana gaya hidupnya dan menjunjung tinggi tradisi sangat mendukung suasana tradisional di Jogja. Rasanya welcome banget ketika pertama kali datang kesini karna suasananya gak begitu beda dari kota asalku (tapi untuk beberapa aspek kayak makanannya dan bahasanya jujur saja aku butuh adaptasi yang cukup lama wkwkwk soal lidah emang tidak bisa menipu yah)


5. Angkringan dan Burjo dimana-mana


Warmindo alias Warung Makan Indomie-yang entah kenapa disebut burjo disini-menghiasi tempat tinggalku yang tepatnya ada di Paingan.  Burjo ini menjadi salah satu pilihan tempat makan murmer buat mahasiswa. Warung makan yang satu ini menjamur di lorong-lorong jalan. Menu yang disuguhkan pada umumnya sama. Ada nasi goreng, mie goreng, nasi telur, magelangan dan sebagainya. Mungkin mendapati burjo itu bakal lebih sulit di bagian pusat kota (kebanyakan café soalnya) tapi tetap saja kamu bisa menemukan burjo di sudut-sudutnya. Nah, ‘kawan’nya yang ikut ‘menjamur’ yakni angkringan. Angkringan merupakan tempat makan yang menghiasi pinggiran jalan Jogja (mungkin untuk orang Jawa Tengah dan sekitarnya sudah kenal banget sama tempat makan ini). Apa saja yang bisa kamu dapatkan di angkringan? Ada berbagai macam gorengan, sate jeroan, nasi, dan kawan-kawannya. Harganya? Tentu saja masih berada di level aman untuk kantong anak kos.


6. Siap siaga dengan uang recehan


Suatu keharusan bila ingin makan di tempat makan yang ramai maupun jalan-jalan ke wisata kota yang ramai terutama Malioboro. Entah kamu akan bertemu dengan pengamen maupun pengemis, ada saja alasan yang membuat kamu terdesak untuk berbagi sedekah. Bukan suatu keharusan juga buat kamu untuk memberi ke setiap pengamen ataupun pengemis yang berpapasan sama kamu. Yang paling penting tentunya adalah ikhlas memberi sedekah.


7. Biaya hidup murah


Sebenarnya ini bukan hal yang sepenuhnya baru buat aku sebelum datang ke Jogja. Salah satu alasan yang membawaku memilih Jogja sebagai tempat menimba ilmu adalah karna hal ini. Tapi… awalnya aku tahunya Jogja itu biaya hidupnya murah, yah sampai disitu saja. Memang dasarnya aku belum mencicipi versi murah-nya Jogja langsung pada tempatnya jadi gak tahu seberapa murahnya biaya hidup di Jogja. Aku kaget sekaligus bahagia ketika menemukan bahwa memang benar harga makanan, buku, baju, dan berbagai barang di Jogja jauh dari yang biasa aku temukan di kampung asalku-jauh lebih murah meriah tepatnya-sungguh hati ini terhura (mungkin juga karna aku asalnya dari Indonesia Timur jadi beberapa barang emang jauh lebih mahal di kampungku). Tapi, tentu saja semurah-murahnya harga barang di Jogja, pengeluarannya bakal melonjak kalo kamu boros-borosan yah #hukum alam yang hakiki mah itu wkwk.

8. Bus Trans Jogja jadi alternatif Transportasi Murmer


Mari kita ketahui bersama bahwa di Jogja itu tidak ada angkot yang berkeliaran, palingan yang ada delman, ojek online atau taksi. Terus transportasi umum dalam kota yang ada apa dong? TJ jawabannya. Bukan merek madu yang diiklan-in Agnes Monica yah, tapi Bus Trans Jogja #ok aku tahu ini gak lucu. Untungnya sebelum datang ke Jogja aku sudah mendapatkan informasi ini dari kakak tingkat yang kuliah di Jogja juga. Jadi, setidaknya gak kaget-kaget amat yah, apalagi di kampungku biasanya transportasi umum yang berkeliaran adalah angkot. Yah, mungkin karna angkot juga tidak ada di kota Istimewa ini, banyak anak rantau yang datang membawa motor untuk mempermudah mengitari kota tempat mereka belajar.

Nah, berhubung diri ini tidak punya motor, makanya aku menjadi ‘anak TJ’ (baca pengguna setia bus Trans Jogja). Enaknya sih naik bus TJ aku jadi tahu banyak spot-spot menarik di Jogja (tapi cuma untuk dalam kota Jogja dan sebagian daerah kabupaten Sleman). Karna seperti naik bus pada umumnya, naik TJ harus sesuai jalur. Makanya untuk sampai ke tempat tujuan, rutenya gak melalui jalan terpendek tapi pasti muter-muter dulu. Apalagi kalo harus transit ke halte tertentu, jadi makin muter-muter deh. Sementara menunggu sampai ke tempat tujuan, aku biasanya melihat-lihat spot bagus (entah rumah makan atau tempat wisata) yang dilewati. Dan lagi, sejauh apapun jarak dari halte pertama sampai ke halte tujuan hanya perlu membayar Rp3500 #TJ temannya kantong anak kos. Tapi, yang kadang membawa duka nih adalah jarak dari kosku ke halte yang lumayan jauh, jadi kudu kuat jalan untuk naik TJ.


9. Tempat berburu candi


Nah ini, dasarnya kurang ilmu atau apa yah, aku tahunya candi yang ada di Jogja hanyalah -tidak lain tidak bukan adalah Candi Borobudur. Dan, ternyata Candi Borobudur juga lokasinya tidak tepat di pusat kota Jogja, tapi di Magelang, Jawa Tengah (padahal pernah maen ke Borobudur sebelum ke Jogja tapi baru tahu pas kuliah di Jogja). Wuhuy. Tapi, aku gak kecewa kok mendapati tempatku tinggal ternyata jauh dari candi ternama itu. Karna ternyata candi disini bukan cuma ada satu saja melainkan ada ribuan. Dari ujung ke ujung berbagai candi cantik yangmenyimpan beribu cerita bisa kamu temukan. Ada Prambanan, Ratu Boko, Ijo, Sambisari, dan banyak lagi yang tidak bisa kutulis disini. Jadinya sambil kuliah bisa sambil berburu candi juga dong #Alhamdullilah stok post-an IG aman.

Itu dia beberapa hal tentang Jogja yang sebaiknya kamu tahu sebelum tinggal di daerah istimewa ini. Rangkuman ini berdasarkan pengalaman aku yang hampir 2 tahun menetap disini, mungkin ada teman-teman yang udah lebih lama tinggal di Jogja atau asli Jogja malah, sangat diundang untuk bagi-bagi fakta lain tentang Jogja yang gak kalah keren di bagian komentar yah sekalian bagi-bagi ilmu;)

Rabu, 10 Januari 2018

Pengalaman Tes Masuk Universitas Sanata Dharma

HARAP KLIK DAN BACA KONTEN INI DULU SEBELUM BERTANYA ATAU MENINGGALKAN KOMENTAR : 


(FAQ) 6 Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan Seputar Tes Masuk Universitas Sanata Dharma


Dan semoga yang berkomentar sudah membaca secara menyeluruh apa yang aku tulis di bawah yah. Biar gak ada duplikasi pertanyaan yang seharusnya bisa ditemukan dari postingan berikut maupun dari kolom komentar. Terima kasih sudah mampir baca :)

Hey there!

Saatnya berbagi nih. Sekarang, aku ingin berbagi pengalaman aku mengikuti tes penerimaan mahasiswa baru di Universitas Sanata Dharma. Kalau mau diingat lagi, dan dihitung kembali, kira-kira udah 1,5 tahun yang lalu aku melewati masa-masa 'itu'. Time flies, yep. Gak terasa aja udah mau masuk semester ke *** di kampus ini. 

Nah, sebelum perbincangan ini menjurus ke arah yang salah, mari kita masuk ke topik sebenarnya. Hm, sorry aku mau berbagi sedikit dulu latar belakang sampai aku akhirnya masuk ke kampus ini (setelah melewati berbagai masa pendaftaran, tes, dan juga adaptasi budaya daerah baru yang rada sulit). 

Jadi nih aku sebenarnya pejuang SNMPTN dan SBMPTN yang sayang sekali tidak lolos kualifikasi. Hehe, mungkin udah cerita lama dan bukan hal yang baru lagi soal pejuang PTN yang kalah tarung. Dan, akhirnya, setelah aku sudah puas dengan hasil yang diberikan PTN impian aku *dulu,* aku memilih alternatif lain yakni masuk ke perguruan tinggi swasta. Jujur nih, sebelum aku benar-benar merasakan dunia perkuliahan, aku masih berpikiran sempit dan seenaknya aja men-cap universitas lain selain PTN itu kalah saing. Wihh, sadis banget yah pikiran aku nih sebelum akhirnya bertumbuh dewasa, huhi. Jadi, intinya tuh memilih perguruan swasta saat itu bukan pilihan aku sama sekali, fokus aku hanya untuk PTN pokoknya kesempatan untuk perguruan tinggi swasta kututup sama sekali sebelum aku habis-habisan berjuang masuk PTN.

Hingga akhirnya habis sudah optimisme-ku masuk PTN, aku memilih membuka kesempatan buat perguruan tinggi swasta sebagai pilihan terakhirku untuk kuliah tahun itu juga. Sekedar pengingat aja buat kalian yang ingin berjuang di SBMPTN nanti, hasil SBMPTN gak mengenal kamu itu murid yang sering rangking tinggi di kelas atau gak, ketekunan dan tekad kamu yang paling penting. Ok, lanjut. Nah, ada beberapa perguruan tinggi swasta yang aku daftar, salah satunya yakni Universitas Sanata Dharma.

Ada dua jalur yang dibuka saat itu (sekitar bulan Juli 2016), jalur UNAS dan Reguler. Untuk UNAS itu hasilnya berdasarkan nilai Ujian Nasional (menginput nilai Ujian Nasional), sedangkan Reguler itu adalah jalur tes. Aku ingat betul, aku mendaftar telat banget, untuk jalur Reguler saja aku ikut gelombang paling paling terakhir alias gelombang 11 kalo gak salah. Ya, itu berkat diriku yang keras kepala dan pede banget bakal diterima di PTN, jadinya telat daftar kampus swasta, wkwk-jangan ditiru!

Nah, aku tuh mendaftar di UNAS dulu waktu itu, tapi karna pengumuman jalur UNAS ini setelah batas daftar jalur Reguler gelombang 11, papaku mengusulkan supaya aku daftar jalur Reguler-nya juga, buat jaga-jaga kalau hasil di UNAS gak sesuai keinginan. Jadilah, aku daftar jalur reguler juga di websitenya : Penerimaan Mahasiswa Baru USD. Oh yah, buat mendaftar harus transfer uang pendaftaran dulu bisa lewat teller bank, kemudian nanti bakal dapat kode buat login ke situs pendaftaran. Gunakan kode untuk masuk ke form pendaftaran, setelah itu tinggal klik-klik sesuai data diri dan pilihan prodi. Pilih baik-baik yah prodi yang pengen kamu dalami nanti di kuliah, jangan cuma karna ikut-ikutan yah guys, atau cuma karna kerjanya bergaji besar, plis, dipilihlah secara bijaksana dan usahakan gali sebanyak-banyaknya informasi tentang jurusan-jurusan yang ada-cuma mau ingetin aja.

Di form pendaftaran juga kamu bakal disuruh memilih tempat tes sesuai dengan jadwal yang tersedia. Biasanya tempat tes reguler ini berlokasi di Kampus 2 Sanata Dharma yang ada di Mrican, silahkan cek lokasinya disini : Lokasi Kampus Sanata Dharma. Tesnya bersifat online, pake komputer. Sifat tes berupa tes psikotes yang aku ingat nih (dengan kemampuan mengingat yang terbatas) adalah tes menghitung kubus (atau bangun ruang lain), tes visualisasi abstrak tiga dimensi, tes pemahaman mekanik, tes persepsi gambar (pandang ruang), tes verbal, tes matematika dasar, baris-deret, dan bahasa inggris (itu aja yang mampu aku ingat dibantu buku psikotes yang aku pelajari sebelum tes reguler di Sanata Dharma waktu itu). Buku yang aku pake untuk persiapan tes itu buku yang ini : Top Bank Psikotes Gambar (diklik yah guys).

Tesnya dilakukan secara online, jadi baru dibuka sesuai jam pada jadwal tes yang kamu pilih. So, mendingan siap-siap aja beberapa menit sebelum di lokasi tes, nanti bakal ada peserta tes lainnya juga yang datang menemani kok, kamu jadi bisa menunggu tes sambil kenalan. Jangan lupa berdoa dan posisikan diri dalam kondisi senyaman mungkin, juga jangan panik dan tenang aja. Nah, nanti akan ada petugas yang datang, sekedar informasi waktu itu yang bertugas di ruangan tes aku adalah salah satu pegawai dari Pusat Pelayanan Tes dan Konsultasi Psikologi Sanata Dharma. Petugas akan mempersilakan masuk ke ruangan satu persatu dengan meminta berkas bukti pendaftaran dan kartu identitas (waktu itu aku pake KTP). Jangan lupa pokoknya dua dokumen ini yah gengs.

Setelah itu, kamu bisa memilih tempat duduk untuk tes, tiap peserta bakal menggunakan satu komputer, jadi ceritanya tesnya semacam di lab komputer gitu. Kamu bakal dipersilakan mengakses website untuk tes online. Usahakan untuk mendengar instruksi petugasnya yah, soalnya bakal ditunjukkan cara mengakses akun buat mengakses soal tes. Selesai itu, kamu tinggal mengklik tombol mulai bila kamu sudah siap untuk memulai tes. Waktu tes sudah disetel otomatis bakal berkurang setelah kamu mengklik tombol mulai. Jadi kalo belum diklik, waktu kamu masih tetap, tapi jangan lupa akses ke website terbatas sesuai waktu jadwal tes. So, jangan terlalu lama mempersiapkan diri yah.

Lanjut pengalaman aku waktu itu nih. Satu jam, dua jam...

Time's up. Tes pun selesai. Setelah tes aku kembali ke penginapan aku ditunggu papaku disana. Waktu itu yang antar aku tes di Jogja itu papaku. Kami nginap di homestay Embe Enem di kompleks bagian belakang lapangan real lino (masih kompleks kampus 2Sanata Dharma). Yep begitulah pengalamanku mengikuti tes reguler di Sanata Dharma. Kira-kira 3 atau 5 hari setelah itu udah ada pengumuman buat jalur UNAS dan Reguler. Agak melenceng dari jadwal sih seingatku pengumumannya. Telat 1 atau 2 hari kalo gak salah. Dan lagi, pengumumannya dua-duanya barengan padahal sebelumnya dibilang pengumuman jalur UNAS lebih dulu. Yah begitulah, tambah double pokoknya deg-degannya. Gimana kalau gak lulus dua-duanya? Bener-bener aku udah membayangkan skenario terburuk waktu itu (pengaruh gak lulus-lulus tes PTN sebelumnya, jadi udah mulai pesimis). 

Ya, dan begitulah, tak disangka itulah awal mula aku menjadi bagian dari Universitas Sanata Dharma (setelah daftar ulang juga). Eh hampir lupa, hasil tes-nya diperlihatkan lewat websitenya, langsung kelihatan daftar nama seluruh peserta yang lulus tes. Kalo mau lihat siapa aja yang udah lulus tes tahun ini bisa lewat link ini : Pengumuman Penerimaan Mahasiswa Baru USD. Kalo nama kamu belum ada di daftarnya, silahkan coba terus sampai lolos yah. Semangat terus kawan.

Well, kenapa aku sharing tentang hal ini sekarang, karna aku tahu saat ini udah injury time buat murid-murid kelas 3 SMA sebelum masuk ke dunia kampus. Banyak kan yang udah pada gencar mempersiapkan diri untuk Ujian Nasional sekaligus mengincar perguruan tinggi yang diimpikan. Good luck for you guys... Apapun hasilnya nanti, kemana nanti hidup menuntunmu, terimalah prosesnya sebagai pembelajaran yang berguna buat kamu, so don't give up, keep on faith!

Oh yah, kalo ada yang mau nanya-nanya feel free to ask yah lewat komen di bawah;)


Baca Juga : 9 Hal tentang Jogja yang Sebaiknya Kamu Tahu Sebelum Tinggal Di Daerah Istimewa Ini